Jumat, 13 Juli 2012

contoh makalah bencana alam


KATA PENGANTAR

Ungkapan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah Pengantar Ilmu Budaya Dasar yang berjudul “BENCANA ALAM”.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Banjir, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber, baik dari buku maupun internet.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari adanya perbaikan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca dari kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam
Pemakalah





Kelompok Mekar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................      i
DAFTAR ISI.......................................................................................................     ii


BAB I   PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang..............................................................................................     1
1.2.    Identifikasi Masalah.......................................................................................     3
1.3.    Pembatasan Masalah.....................................................................................     3
1.4.    Tujuan...........................................................................................................     4
1.5.    Manfaat.........................................................................................................     4

BAB II  PEMBAHASAN
1.1.  Beberapa tips menghadapi banjir dari Polda Metro Jaya ................................     9
1.2.  Selama Terjadi Banjir....................................................................................   10
1.3.  Tindakan Pasca Banjir...................................................................................   10

BAB III  PENUTUP
1.1.  Kesimpulan...................................................................................................   11
1.2.  Saran............................................................................................................   12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mengingat musim hujan telah tiba, patutlah kita waspada terhadap bahaya Banjir yang melanda daerah kita terutama Jakarta. Selain menggangu aktivitas kita, banjir juga menganggu pengaruh buruk pada air tanah. Kandungan Bakteri itu disebit dengan Eschercia coli (E Coli) yang mencemari air tanah di seluruh wilayah DKI Jakarta, rata-rata mencapai 41 persen.
Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.
Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu disebarkan sehingga membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah persawahan kita hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa mekanisme banjir ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk.

Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan. Daerah itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan. Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami penyuburan kembali secara alamiah.
Dalam skala yang lebih besar, banjir-banjir itu membentuk delta di muara-muara sungai, dan mengalirkan muatan sedimen ke laut yang akhirnya menjadi lapisan-lapisan batuan sedimen. Dari delta-delta dan lapisan-lapisan batuan itu manusia mendapatkan berbagai hal untuk kehidupannya. Sebaga contoh, minyak bumi banyak kita dapatkan dari endapan delta.
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-lembah sungai. Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.
1.2    Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalh diatas, maka identifikasi masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah :
Apa saran dari pemerintah khususnya dari Dinas PU kepada masyarakat untuk dapat ikut mencegah terjadinya banjir dan cara menganggulaginya?
Bagaimana cara masyarakat untuk bersiap-siap terjadinya banjir yang akan datang?

1.3  Pembatasan Masalah
-        Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada :
-        Bendungan dan aliran air yang rusak.
-        Tidak adanya tempat pembuangan sampah yang baik.
-        Berdirinya rumah di sepanjang pinggir kali sehingga mempersempit aliran air sungai.
-        Tidak adanya sumur resapan air di sekitar rumah kita.


1.4  Tujuan
Tujuan membuat makalah ini adalah :
-        Mengetahui sejauh mana pengaruh musibah banjir yerhadap penduduk yang tertipa musibah tersebut.
-        Mengetahui sejauh mana pemahaman penduduk rakya Indonesia terhadap bahaya musibah banjir.
-        Mengetahui sejauh mana dampak bagi penduduk yang terkena musibah banjir.

1.5  Manfaat
Bagi saya
Dengan adanya musibah banjir diharapkan penduduk Indonesia dapat mengetahui dampak atas membuang sampah sembarangan yang menyebabkan terjadinya musibah banjir. Dan mencegah musibah banjir agar keesokan harinya tidak terkena musibah banjir lagi.
Bagi semua penduduk
Dengan adanya musibah banjir yang terjadi saat  ini kita dapat belajar dari musibah tersebut untuk menjaga alam semesta ini dan melestarikan alam semesta ini, bukannya malah merusaknya.

BAB II
PEMBAHASAN

Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.

Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu disebarkan sehingga membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah persawahan kita hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa mekanisme banjir ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk.

Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan. Daerah itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan. Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami penyuburan kembali secara alamiah.
Dalam skala yang lebih besar, banjir-banjir itu membentuk delta di muara-muara sungai, dan mengalirkan muatan sedimen ke laut yang akhirnya menjadi lapisan-lapisan batuan sedimen. Dari delta-delta dan lapisan-lapisan batuan itu manusia mendapatkan berbagai hal untuk kehidupannya. Sebaga contoh, minyak bumi banyak kita dapatkan dari endapan delta.

Di Indonesia kerap sekali terjadi bencana alam. Salah satunya adalah bencana banjir yang sering terjadi. Lihat saja banjir bandang yang banyak terjadi karena sungai tiba-tiba meluap atau contohlah di jakarta yang kebanyakan banjir terjadi karena ulah manusia sendiri.

Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :

Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama. Terjadinya erosi tanah hingga hanya menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air. bahkan bukan hanya banjir tapi juga tanah longsor     Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat.Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali.

Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana banjir      kiriman atau bencana banjir bandang.Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.

Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung, tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam jakarta yang sering terjadi bencana banjir.

Bencana banjir sebenarnya dapat kita hindari, yaitu dengan menghindari hal-hal diatas. Sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti situ gintung ataupun bajir bandang yang sering terjadi di indonesia. seperti sebuah kata bijak “Manusia adalah bagian dari alam, jika kita menyakiti alam maka kita juga akan menyakiti manusia”.

18 November 2009, Jakarta – DKI Jakarta dalam pergantian tahun 2009 ke tahun 2010 akan diiringi dengan bencana banjir seperti terjadi pada tahun sebelumnya. WALHI Jakarta memperkirakan puncak banjir terjadi di bulan Januari 2010 dengan perluasan, ketinggian maupun besaran dampaknya melebihi banjir tahun sebelumnya, karena banjir tidak hanya bersumber dari curah hujan yang tinggi dan kiriman dari selatan Jakarta, tetapi juga berasal dari pasangnya air laut.

Banjir di Jakarta akan terus terjadi karena negara telah salah urus dalam mengelola sumber daya dan ruang (penataan kota). Sejak awal pembangunan di Jakarta telah menyimpang seperti misalnya mesterplan 1965-1985 yang menetapkan daerah timur Jakarta termasuk Kelapa Gading dan barat Jakarta termasuk wilayah Angke masuk dalam lahan hijau. Tetapi pada rencana induk 1985-2005 peruntukan lahan hijau tersebut tidak ada lagi.

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.

Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-lembah sungai.

Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air. Jakarta tak pernah lepas dari banjir. Banjir selalu melanda Jakarta terutama di musim hujan. Pada akhir tahun ini diperkirakan musim hujan tiba. Masyarakat harus kembali bersiap-siap menghadapi banjir.


1.1.  Berikut beberapa tips menghadapi banjir dari Polda Metro Jaya.
1.      Pesiapan menghadapi banjir Kenali wilayah tempat tinggal, sebab banjir biasanya terjadi di daerah yang sebelumnya sudah mengalami bencana tersebut.
2.      Buat Perencanaan dan tindakan antisipasi, seperti langkah-langkah evakuasi dan menetapkan lokasi yang aman untuk mengungsi.
3.      Dengarkan radio untuk memantau perkembangan informasi dan beritahu kepada para tetangga.
4.      Pindahkan sampah dan bahan-bahan kimia berbahaya agar tidak terbawa arus banjir.
5.      Pindahkan Furniture dan tempat tidur ke tempat yang dianggap aman.
6.      Tempatkan karung pasir diatas lubang toilet agar kotoran tidak naik ke permukaan.
7.      Matikan listrik dan sumber gas. 8. Laporkan kepada petugas keamanan, RT, RW atau Pos Polisi terdekat, jika rumah anda akan ditinggalkan atau mengungsi.

1.2.  Selama Terjadi Banjir
a).    Menyelamatkan diri ke tempat yang aman.
b).    Siapkan radio, senter, baterai, lilin dan pemantik api yang tahan air.
c).    Siapkan bahan makanan yang tahan air (dalam kemasan plastik atau kaleng), sepatu karet dan sarung tangan.
d).    Siapkan obet-obetan untuk pertolongan pertama.
e).    Tas anti air dan catatan penting berisi alamat untuk menghubungi otoritas yang berwenang (satkorlak).

1.3.  Tindakan Pasca Banjir
1.      Pastikan peralatan kebutuhan emergency tetap kering. Jangan makan dengan menggunakan peralatan yang terkontaminasi dengan air banjir. Sterilkan peralatan makanan dengan menggunakan air panas.
2.      Jangan menggunakan perlatan listrik yang terendam banjir.
3.      Hati-hati dengan ular, kalajengking atau binatang berbisa lainnya yang masuk ke dalam rumah.
4.      Masuk ke dalam rumah dengan menggunakan sepatu karet/boot dan sarung tangan.
5.      Bersihkan sisa lumpur yang berada di lantai atau menempel di dinding sesegera mungkin. Sisa lumpur yang kering akan menimbulkan debu dan dapat mengganggu kesehatan (menggangu saluran pernapasan, iritasi mata dan gatal-gatal).

BAB III
PENUTUP

1.1.  Simpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa bencana banjir dapat dapat pada saat musim penhhujan telah tiba. Mendekati musim hujan, yang mulai turun beberapa hari belakangan, kita khususnya warga Jakarta mulai dihantui rasa was-was akan datangnya banjir. Banjir yang seolah-olah sudah menjadi langganan saat hujan turun, memang benar-benar merepotkan.

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.

Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-lembah sungai.
Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.

1.2.  Saran
Tips menghadapi banjir adalah :
-        Siapkan keadaan terburuk, always prepares for the worst!
-        Selalu siap persediaan makanan cadangan di rumah
-        Andai memungkinkan, bangunlah rumah yang terdiri dari 2 lantai
-        Pindahlah dari daerah pemukiman yang memang rawan banjir
-        Siapkan selalu alat transportasi seperti perahu karet
-        Maksimalkan peringatan banjir melalui RT-RT




DAFTAR PUSTAKA

Jerome R. Ravertz, 2007, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam (sejarah dan ruang lingkup bahasan), Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Mustamir, Rizal. Munir, Misnal, 2007, Ilmu Pengetahuan Alam, Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Tim Dosen, 1996, Ilmu Pengetahuan , Liberty Yogyakarta : Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/banjir
Kompas.com
http://citizennew.suaramerdeka.com